Bismillahirrahmanirrahim
Waktu adalah modal termahal yang Allah berikan kepada manusia. Barangsiapa yang mampu memanfaatkannya dengan baik, ia akan meraih kebahagiaan dalm hidupnya. Namun, barangsiapa yang menyia-nyiakannya, niscaya ia akan sengsara.
Kita bisa menganalogikan waktu hidup sebagai sapu lidi yang kokoh. Setiap hari satu batang lidi gugur, sampai pada satu saat tidak ada lagi lidi yang tersisa. Kalau kita memboroskannya, berarti lidi it hilang tanpa kita sempat menyapu. Maka, menyapulah sebanyak dan sesering mungkin sebelum lidi-lidi itu berguguran. Gunakanlah waktu muda untuk berkarya besar, sebelum datangnya waktu tua ketika tidak mampu lagi berbuat apa apa!
Pelajari Hari Yang Sudah Terlewati
Hari-hari yang lalu, hari-hari yang sudah terlewati, pasti banyak cerita senang terekam dan banyak juga cerita susah terekam. Pelajarilah bagian cerita mana yang hendak kita jalani di hari-hari ke depan. Jangan pilih cara kehidupan yang membuat engkau hidup susah. Jangan pilih cara kehidupan yang membuat engkau hidup sulit. Pilihlah cara hidup yang membuat engkau disenangi Allah dan Rosul-Nya.
Merugi dan Beruntung
Wahai diriku... Nabimu, Muhammad Saw, bersabda
“Barangsiapa yang menjalani hari ini sama dengan hari kemarin maka ia termasuk merugi. Apalagi, jika hari ini lebih jelek dari hari kemarin. Seseorang disebut beruntung manakala hari ini lebih baik dari hari kemari.”
Yang pasti dan yang benar benar menjadi milik kita adalah masa sekarang. Inilah yang akan menentukan baik buruknya kita dimasa yang akan datang dan yang mampu memperbaiki catatan-catatan buruk kita pada masa lalu.
Boleh jadi, Yang mahakuasa belum mengabulkan doa doa kita karena Dia senang mendengarnya. Tidak terkabulnya doa bukan berarti Allah tidak sayang, justru di sanalah kasih sayang Allah sebenarnya.
Dengan ilmu-Nya yang maha luas, Dia tahu apa yang baik dan apa yang buruk bagi hamba-Nya walau terkadang kita menganggapnya sebagai sesuatu yang buruk. Contohnya sakit. Dengan sakit kita bisa bersabar, dan sabar bisa menggugurkan dosa-dosa kita. Dengan sakit pun kita bisa lebih terhindar dari maksiat. Ada banyak kebaikan dalam kondisi sakit. Seandainya sehat, belum tentu kita bisa bersyukur dan bersabar.
Untuk Apa Malu?
Wahai diriku... Engkau tidak perlu malu jika pernah bersanding dengan gelar-gelar buruk dan berkehidupan buruk. Engkau baru malu jika tidak kunjung mengubah jalan hidup.
Bukan Malu Kepada Manusia
Tidak penting jika kamu malu pada manusia karena bukan mereka yang memberikan kita makan dan minum. Namun malulah kepada Allah.
Engkau juga tidak perlu putus asa jika pernah atau sedang mengalami kegagalan. Yang engkau butuhkan adalah...
Keberanian menatap masa depan dengan keoptimisan dan harapan baru,
Niatan teguh untuk menatauntuk menata ulang kehidupan
Memperbaiki apa yang rusak
Dan mengejar keburukan dengan kebaikan
Tiga Hadiah Utama yang Melupakan Allah
Ada tiga hadiah utama dari Allah bagi siapapun yang melupakan-Nya. Satu, sibuk tiada henti. Dua, kurang tiada cukup. Dan yang ketiga, akhirnya engkau akan rugi tiada untung.
Pelangi
Kalaulah kesenangan adalah matahari dan kesusahan adalah hujan, kita membutuhkan keduanya untuk melihat pelangi.
Dari mana tahu rasanaya sehat? Dari sakit. Dari mana tahu rasanya manis? Dari pahit. Dari mana tahu rasanya lapang? Dari sempit.
Persiapkan diri untuk sebuah perubahan. Kuncinya adalah memperbaiki diri, memperbaiki ibadah, memperbanyak istighfar dan sedekah.
Pejamkanlah mata lalu bayangkan semua hal buruk yang pernah kita lihat dan kita rasakan. Bayangkan keburukan teman kita, bayangkan betapa menyebalkannya tetangga atau saudara kita, bayangkanlah kemarahan, rasa sakit karena ulah orang lain. Bayangkan berulang-ulang. Apa yang terjadi? Dalam tempo singkat , kita akan larut dalam kemarahan, kebencian, bahkan penyakit jiwa yang menyakitkan. Pandangan menjadi suram dan tidak bersahabbat. Hidup pun menjadi sengsara.
Selanjutnya bayangkanlah semua kebaikan yang pernah kita lihat dan kita rasakan. Bayangkan berulang-ulang kehangatan, keramahan, kebaikan, dan orang-orang disekitar kita. Bayangkan keindahan taman, gemericik air, semilir angin, dan bunyi merdu burung-burung. Bayangkan dan rasakan semua itu melalui pikiran kita. Apa yang terjadi? Tidak lama setelah itu, kita akan merasakan keindahan hidup, kelapangan dada, dan kejernihan pikiran. Kebahagiaanpun akan mengalir, menyusuri relung-relung hati kita.
Apa artidari itu semua? Bahagia dan sengsara itu produk pikiran. Mengapa tidak kita arahkan saja pikiran kita hanya pada kebaikan dan keindahan? Ingatlah, bahagia dan sengsara hanyalah masalah pilihan.
Mengeluhlah
Mengeluhlah dengan menambah jam ibadah dan jam ikhtiar. Mengeluhlah dengan memompa diri agar lebih bersemangat mengubah kehidupan bersama Allah. Jangan sombong dengan mengubah jalan hidup sendirian. Ubahlah bersama Allah.
Allah adalah Dzat yang mahaadil. Keadilan Allah ditunjukkan dengan ketepatan-Nya dalam menempatkan sesuatu sesuai haknya”. Dia tidak memihak pada siapapun dalam mengambil keputusan. Sehingga, tidak akan pernah ada yang dirugikan. Firman-Nya, “......tidak ada orang yang dirugikan sedikit pun, dan akan memperoleh balasan sesuai dengan perbuatan yang pernah dilakukannya.” (QS. Yasin [36]: 56)
Kita lahir ke dunia bukan untuk berdiam diri di rumah, di kamar, atau di masjid saja. Kita dituntut untuk berjuang di luar rumah menghadapi segala macam tantangan, kesulitan, dan risiko, demi kemaslahatan diri dan orang-orang disekitar kita. Kita tahu bahwa rumah adalah tempat aman dan nyaman. Kita tidak akan kepanasan, kehujanan, atau berjibaku dengan aneka kesulitan. Namun, semua itu tidak akan pernah mampu menjadikan kita dewasa dan optimal berkarya.
#berbagiituindah
#selfreminder
#semogabermanfaat
Komentar
Posting Komentar